KATA PENGANTAR
Sukur alhamdulilah berkat rahmat dan
pertologa tuhan yang mahesa pembuatan makalah budidaya sepat siam ini dapat
terselesaikan. Penulisberharap kiranya makalah kecil ini dapat menjadi
petunjuk praktis didalam mengelola dan memulai budidaya ikan yang di laksanakan
di perkarangan baik hanya sebagai hoby terlebih lagi sebagai sumber
penghasilan. Sebab tidak jarang penulis menemukan pembudidayaan terbentur pada
sumber informasi yang masih terbatas. Penulis berharap dengan pengalaman yang
di temukan nanti dilapangan.
Makalah ini penulis susun agar
nantinya dapat bermanfaat bagi para pembaca serta para pembudidaya ikan yang
masih sangat kekurangan akan informasi tentang budidaya ikan sepat siam ini.
Bagaimanapun baiknya sebuah makalah ,akan lebih baik lagi apabila mengalami
penyempurnaan sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karenanya penulis berharap
ada keritik dan saran yang penulis terima dari para pembaca makalah ini. Agar
nantinya kami dapat lebih baik dalam penulisan makalah serta lebih mudah untuk
di pahami oleh kalangan pembaca.
Tak lupa pula ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi memberikan sumbangan
pemikiranya dalam pembuatan makalah ini serta bimbinganya. Sehinga makalah ini
dapat penulis susun dan dapat di baca,sebagai sumber informasi yang bermanfaat
bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Budidaya merupakan salah satu upaya
untuk memenuhi kebutuhan lauk pauk dalam menu makanan sehari-hari,adalah dengan
jalan memelihara ikan di kolam perkarangan. Lauk pauk ikan sangatlah penting
selain rasanya yang enak ,juga sebagai sumber protein hewani yang sangat
penting bagi tubuh kita.bila dilihat dari kacamata usha tani,keuntungan yang di
peroleh para petani ikan di tas masih sangat sedikit dibanding dengan biyaya
investasi pembagunan kolam dan tenaga yang di keluarkan untuk mengelola
perkaranganya.
Bila melihat latar belakang
pemeliharaanya ikan di kolam dengan seadanya dapatlah dimaklumi, karena sedikit
sekali di antara mereka yang mengetahui apalagi menguasai teknik budidaya ikan.
Baik sifat kebiasaannya maupun kebiasaan makanya serta kebiasaan
berkembagbiaknya. Satu hal yang pantas untuk mendapat acungan jempol adalah
kemauaan untuk memelihara ikan. Meskipun itu hanya usaha sambilan tanpa
bermaksud sebagai usaha utama.
Kalu selamma ini kita membayangkan
usaha perikanan harus selalu di laksanakan pada lokasi yang luas dan kondisi
air yang selalu melimpah,itu tidak benar. Karena kita dapat mengusahakanya di
perkarangan yang luasnya terbatas luasnya. Sukur-sukur kalau lahanya luas dan
airnya melimpah. Andaikan tidak tersedia lahan dan air yang cukup,maka kita
tetap bisa mengusahakanya dikolam perkarangan. Tentu saja di sesuaikan dengan
ikan yang akan di pelihara dan jenis budidaya yang akan di laksanakan. Karena
bila kita tinjau lebih lanjut, usaha budidaya perikanan itu memiliki beberapa
aspek kegiatan antara lain pembenihn dan pembesaran.
Usaha ikan di perkarangan dapat
dilaksanakan dalam sekala besar,dengan usaha menejemen yang baik. Semuai itu
dapat tercapai dengan sarana dan prasarana yang memadai. Lokasi yang akan di
bangun memiliki kelandaiaan yang memenuhi sarat teknis,juga air yang tersedia
cukup debitnya. Selain itu perlu ditunjang dengan model yang cukup,di tambah
dengan beberapa persaratan teknis maupun social ekonomi lainya. Maka jadilah
usaha budidaya ikan di perkarangan yang tdinya hanya sebagai usaha sambilan
berubah menjadi usaha keluarga yang memberikan keuntungan yang cukup besar.
Berbekal dari makalah yang tentunya
sangat terbatas kemampuanya,di tambah dari peengalaman yang di peroleh dari
pengolahan usahanya. Maka dapat di pastikan para pemula budidaya ikan di
perkarangan dapat eorang yang terampil dan tanguh. Dan dengan demikian
keuntunganya yang semula masih semu dan belum pasti kan menjai sebuah hal yang tidak
hayalan lagi.
BAB III
HABITAT DAN REPRODUKSI IKAN SEPAT
SIAM
Kerajaan:
|
Animalia
|
Filum:
|
Chordata
|
Kelas:
|
Actinopterygii
|
Ordo:
|
Perciformes
|
Famili:
|
Osphronemidae
|
Genus:
|
Trichogaster
|
Spesies:
|
Trichogaster pectoralis
|
3.1. Ciri-ciri morfologi
Ikan sepat siam yang mempunyai nama
ilmiah Trichogaster pectoralis. Ragam dari anabantidae ini mempunyai badan
memanjang. Bentuk tubuh pipih ke samping ,tinggi badan 2,2-3 kali panjang
setandar. Mulut kecil dan dapat di sembulkan. Jari-jari sirip perut yang
pertama mengalami modifikasi/perubahan menjadi filamen yang panjang hinga
mencapai ekor.
Warna badan bagian pungug hijau
kegelapan sedangkan pada bagian sebelah samping sisik berwarna lebih terang.
Pada bagian kepala dan badan terdapat garis-garis yang melintang dan dari mata
sampai ekor terdapat garis memanjang yang terputus. Pada sirip dubur terdapat
2-3 garis hitam yang membujur. Ikan ini dapat mencapai panjag mencapai 25cm.
3.2. Kebiasaan Hidup di Air
Ikan sepat siam bukan merupan ikan
asli dari Indonesia melainkan dari Thailan. Di alam aslinya ikan ini menepaati
rawa-rawa yang PH rendah. Jadi tidaklah heran jika ikan ini dapat berkembang
biak di rawa-rawa Indonesia yang kisaran pHnya berkisar antara 4-9.
Tertarik dengan sifat dan kebiasaan
hidupnya pemerintah Indonesia mendapatkan ikan ini dari semenanjung malaka pada
tahun 1934. Pertama kali ikan ini di tebarkan di rawa di Sumatra,Kalimantan dan
Sulawesi.
Dari penebaran ikan-ikan ini di
Indonesia ternyata menunjukan hasil yang positif.ini terbukti dengan peneebaran
pada Sumatra selatan,ikan ini dapat berkembang biak dengan cepat. Malah
di peroleh informasi bahwa sanya ikan sepat siam merupakan ikan ekonomis yang
menepati rawa-rawa pulau andalas ini. Pernah di adakan pencatatan hasil
penagkapan di perairan umum sebagian besar ,kurang lebih 60% adalah ikan sepat
siam.
Untuk menangkap ikan ini diperairan
umum tidaklah susah karena ikan ini dapat tertangkap dengan alat penagkap
misalnya: pukat dan empang lulu yang terbuat dari bamboo dengan rotan sebagai
pengikatnya.
Selain di Sumatra selatan,penebaran
yang dilakukan di danau tempe(sulowesi selatan)juga telah menunjukan hasil yang
membangakan. Hasil awetan yang berupa ikan asin pun telah di nikmati oleh orang
jawa. Kalau suatu jenis ikan sudah di awetkan entah dalam bentuk apa bisa di
bayagkan pastilah produksinya telah melimpah. Jenis ikan ini jugak di sebarkan
kebali ,Lombok,flores,dan ambon yang hasilnya sebagian di nikmati oleh orang
jawa.
Cuma sayingnya orang jawa hanya suka
mensumsi saja berupa iakn asin,tapi kurang tertarik untuk memeliharanya. Oleh
karena itu pemeliharaan ikan sepat ini di jawa kurang popular.hanya di daerah
rendahlah yang biasanya airnya tidakbanyak mengalir orang rela menebar kolamnya
dengan ikan gepeng yang bisa hidup pada suhu 25-35oc in. tempat
tempat yang sangat cocok bagi ikan thailan ini biasanya dengan daerah yang
mempunyai ketingian yang tidak lebih dari 800m.
3.3. Kebiasaan Makan
Ada kesamaan antara larva/ benih
dengan ikan-ikan dewasa dari makan yang disukai ,sehinga akan memudahkan
pemeliharaan ikan ini di kolam nantinya. Ikan-ikan dewasa menyukai
Zooplankton,sedangkan benih dan larva menyukai fitoplankton yang ukuran dan komposisinya
masih lmbut.
Golongan zooplaktonyang sangat di
sukai oleh ikan-ikan dewasa cilliata,Rotifera,Cladocera,Copepoda. Selain itu
juga ikan dewasa ini menyukai tumbuhantinkat tinggi yang membusuk menjadi
santapan yang meyenagkan bagi iakan ini. Jika di perairan tempat hidupnya
tersedia tumbuhan-tumbuhan tinkat tiggi seperti kankung dan lemna akan di
santapnya juga. Sedangkan golongan fitoplkton yang sangat disukai oleh benih
biasanya yang bernama Bacillariphyceae.Cyanophyceae dan flagelata.
3.4. Kebiasaan
berkembang biak
Dibandingka ikan berordo
labyrinthici yang lain seperti gurami,ikan ini memiliki kebisaan yang berbeda.
Kalau ikan gurami tukang buat sarang sebelum melakukan perkawinan,maka sepat
ini suka main balon dan memang suka buat balon. Balon yang di buatnya merupakan
gelembung busa yang biasanya di persiaapkan sebelum memijah. Dan yang sudah
biasa melakukan hal itu biasanya iakn sepat yang telah berumur 7 bulan keatas.
Yang berumur kurang dari itu dilarang karena belum mampu.
Telur yang dikeluarkan oleh ikan
betina berkisar atara 7.000 sampai dengan 8.000 butir,tetapi biasanya yang jadi
benih hanya sekitarr 4.000 ekor. Ini munkin di karenakan tidak semua dibuahi
oleh seperma jantan atau karena tidak ada yang menetas. Namun bisa juga
benih-benih tersebut mati karena tidak tahan terhadap keadaan linkungan
tersebut.
Seperti ikan gurami ikan sepat siam
ini juaga memiliki telur yang mengapung karena mengandung globul minyak.
Telur-telur yang sehat akan berwarna kuning atau berwarna kuning keputihan. Dan
biasanya akan menetas pada 36-48 jam terhitung setelah pembuahan. Kantong
kuning telur tempat makanan larva yang pertama kali akan habis diserap dalam
jangka waktu yang agak lama yaitu sekitar 3-7 hari. Ikan ini dapat di pijahkan
tanpa mengenal waktu pemjahan sehinga memunkinkan produksi benih melimpah
sepanjang tahun.
Sama halnya dengan gurami,ikan ini
dapat di tebarkan pada kolam yang kurang mendapatkan pergantian air. Misalnya
pada air limbah dan kolam galian pasir atau hanya merupakan genagan saja. Pada
penebaran bisa di perbanyak dalam satu kolm tanpa khawatir akan mengalami
kekurangan oksigen. Jika dapat di ambil kesimpulan,ikan ini memiliki kelebihan
di bandinkan ikan-ikan dari golongan cyprindae seperti tawes mas dan nilem.
3.5. Memilih induk
Ikan sepat jantan dapat dibedakan
dengan ikan sepat betina. Caranya dengan melihat panjag dan bentuk ikanya. Jika
sirip pungugnya membulat dan pendek sehinga tidak mencapai dasar pagkal sirip
ekor bisa di pastikan bahwa ikan tersebut betina. Namun jika sirip pungugnya
panjang sehinga mencapai dasar pangkal sirip ekor dan di tambah lagi dengan
bentuk tubuhnya yang lancip seperti sirip pungug ikan gurami maka pastikanlah
tanpa ragu-ragu lagi bahwa ikan itu memiliki kelamin jantan.
Selain bentuk sirip punggung
biaasanya jugak bisa di lihat dari warna tubuh atau tinggi badanya. Ikan betina
biasanya lebih bersih atau lebih gelep. Sedangkan tinggi badan ikan jantan
biasanya lebih tinggi jika di banding ikan betina. Induk-induk yang baik untuk
di pijahkan tetunya setelah berumur 7 bulan dengan badan yang sehat tidak cacat
juga tidak sakit.
3.6. Pemijahan sepat siam
Untuk memijahkan ikan sepat siam ini
sebenarya tidak di perlakukan perlakuan yang istimewa. Namun demikian bukan
seperti ikan ini bebas di kawinkan begitu saja tanpa persaratan lain. Pemijahan
yang dilakukan dengan meniru kebisaan hidupnya dialam ternyata memberikan hasil
dan tingkat kebeerhasilan lebih tingi di bandingkan dengan pemijahan yang
asal-asalan saja.
3.6. Konstruksi kolam pemijahan
Ikan sepat tidak membutuhkan aliran
air yang besar dalam pemijahan seperti halnya ikan-ikan keluarga cyprinidae.
Bahkan di kolam air tergeneg pun ikan ini akan dengan senang hati melakukan
tugasnya mencari pasangan,membuat sarang dan kawin.
Namun demikian jika kita menhendaki
usaha budidaya ini tidak tersedat- sendat sebaiknya di sediakan kolam pemijahan
yang cukup bonofit seperti halnya ikan-ikan lain, yang bisa dimasukan air degan
mudah dan di keringkan dari air tanpa kesulitan. Luas kolam pemijahan
tergantung lahan yang tersedia, namun biasanya berkisar antara 200-300m2.
Kedalaman air berkisar antara 70-100m2.Kolam pemijahan miring kearah pintu
pengeluaran air dan mempunyi kemaril pada dasar kolamnya. Kolam harus selalu di
control agar tidak terjadi kebocoran yang tidak di ingikan.
3.7. Persiapaan pemijahaan
Kolam-kolam yang telah di keringkan
di isi air kembali dengan ketingian air berkisar antara 70-100cm. Sebelum
melakukan penebaran benih seminggu atau sepuluh hari sebelum kolam boleh diberi
pupuk kandang sebanyak 1kg/m2. Ini di maksudkan menyediakan makanan
alami yang di butuhkan benih nantinya setelah kuning telur habis.
Sambil menungu kolam siap,pemasukan
air di tutup sama sekali begitu tuga pintu keluarnya. Setelah seminggu induk
sepat yang telah terpilih dapat dimasukan dalam kolam pemijahan dengan
perbandingan 1:1 antara induk jantan dan betina.
Karena induk jantan membuat sarang
sebelum melakukan pemijahan,maka di permukaan perairan musti di sediakan bahan
untuk melindungi sarang yang saat melakukan pemijahaan nantinya. Bahan tersebut
dapat berupa jerami padi yang segar yang di tebarkan merata pada seluruh
permukaankolam terutama pada bagian pingiran. Bahan pelindung ini sangat
penting karana selain melindungi sarang yang ada telurnya dari terik mata
hari juga melindungi telurnya tempaan air hujan yang kadang-kadang tajam.
Selain itu juga melindungi dri serbuan angin yang kadang tidak bersahabat.
Pemasukaan air sekedarnya saja untuk
meganti air yang hilang karena menguap dan pematang yang kurang kuat menahan
air. Pengaliran air yang cukup deras akan mengakibatkan hanyutnya telur-telur
tersebut dan mengurangi kesuburan tanah yang telah kita pupuk tadi, sehingga
akan sia-sialah jeri payyah kita menyediakan makanan alami anak-anak seppat
ini.
3.7. Pemijahan
Ikan jatan biasanya akan membuat
sarag busa dibawah jerami yang telah disediakan mengambang di permukaan kolam.
Pembuatan sarang ini dilakukan dalam jangka yang agak lama juga yaitu berkisar
1-2 hari, biasanya gelembung udara (buih) yang terbentuk tersebut bergaris
tengah 1,5-3mm. pada saat ikan jantan ini membuat sarang peragaianya agak
berubah yaitu galak. Ikan ini tidak membiarkan ikan lain –tak terkecuali induk
betina –mendekat.jika ada ikan yag menganggu akan disikatnya higga keluar dari
daerah toritorialnya, namun setelah sarang selesai di buat perangainya akan
berubah lemah lembut terutama pada saat merayu si juwita induk betina. Dengan
modal sarang busa tersebuttidak sulit bagi induk jantan untuk memikat iduk
betina yang telah matang telur.
Telur-telur tersebut akan mengapung
di bawah sarang buasa karena memang si induk janta ini mengajak induk betina
tepat berada dibawah sarang yang telah dibangunya. Telur-telur yang subur
dalam arti dibuahi akan menetas selama 2-3 hari sejak pembuahan. Seperti halnya
ikan lele rupanya yang berbakat merawat anak sepat siam ini adalah induk
jantanya. Maka tidak heran jika dengan setia dan kadang –kadang galak induk
jantan ini menjaga anak-anaknya terutama dari gangguan dari ikan lain yang
bermaksud memangsanya.
Pemijahan yag baik menurut beberapa
pendapat biasanya dilakukan pada sat musim kemarau karena telur-telur tidak
rusak karena tertimpa air hujan, dan biasanya suhu stabil. Namun pada
kenyataanya jika seluruh hal dipenuhi, pemijahan pada waktu musim penghujan pun
akan memberikan hasil yang tidak sedikit.
Larva yang baru menetas belum
membutuhkan makanan dari luar karena masih memakan kuning telurnya. Hingga hari
yang ketujuh , benih sepat baru membutukan makanan dari luar, yaitu plankton
yang tersedia di kolam pemijahan.
Didalam kolam pemijahan ini
telur-telur dibiarkan menetas dan larvanya menbesar bersama-sama dengan
induknya hingga berumur satu bulan induk ikan sudah bisa di pisahkan dari
anak-anaknya di kembalikan ke kolam pemeliharaan induk sedangkan anak-anak
sepat ini dapat dipelihara dikolam tersendiri.
3.8. Pembesaran
Pembesaran ikan sepat siam boleh
dilakukan sejak sepat berumur 2 bulan yang biasanya berukuran sepanjang 5-6 cm.
pada usia ini ikan di anggap sudah bisa melindungi dirinya dari serangan ikan
buas dan dapat bersaing mencari makana dengan ikan lainya. Persiapan kolam
pembesaran seperti halnya kolam pemijahan harus di pupuk terlebih dahulu untuk
menumbuhkan makanan alami ikan. Namun untuk pembesaran benih ikan sepat
tidak boleh mengandalkan makanan alami saja. Karena jika demikian ikan
akan terganggu pertumbuhanya. Ini mengingat pakan alami yang dapat tumbuh dan
yang ditumbuhkan dikolam tersebut terbatas jumlahnya.
Untuk memperoleh hasil yang di
harapkan harus di suplai dari luar baik yang berupa tepuk misalnya dedak,tepung
daun,maupun kagkung,lemna,daun singkong,dan lain sebagainya.
Pertubuhan ikan seperti ini di kolam
yang di pupuk dengan pemberian makanan tambahan akan mencapai 7-9 cm setelah
umur 3 bulan setelah penetasan . pada umur 6 bulan panjang total ikan tersebut
dapat mencapai10-12 cm.setelah berumur 1tahun ikan ini dapat mencapai panjang
mencapai 16-18 cmm. Oleh karenaya tidak heran jika produksi kolam yang di pakai
pembesarab ikan sepat inidapat mencapai 230-350 kg/ha/tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Asmawi,suhaili,Pemijahan ikan konsumsi (Jakarta : 1986
)
Dinas Prikanan DKI Jakarta,Pengantar
Budidaya Ikan Konsumsi Air Tawar (Jakarta : 1986)
Sjamsudin,A.R,Pengantaar
Perikanan(Jakarta,Karya Nusantara:1980)
Susanto,heruBudidaya Ikan di
Perkarangan(Jakarta : 2003)
Sumantadinata,Komar,Pengembangan
Ikan-Ikan Peliharaan di Indonesia (Jakarta : Sastra Hudaya,1983)
i need help please this for my school project thankyou so much
BalasHapushttps://ctworksss14.hatenablog.com/
.
Ko kaga ada daftar isi
BalasHapus